Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Menolak Rindu

By: Ra Aku tersipu malu, Saat mengingat kisah cintaku yang dulu, Bersama dia yang sekarang hanya bisa ku rindu, Memandang foto dan mengingat luka yang tlah berlalu. Tak jarang aku mengingat setiap detik bersamamu, Membuka lebaran-lembaran foto yang dulu hanya ku pajang di jendela kamarku, Meski kenangan itu telah usang, Namun kau tetap orang yang pernah aku sayang. Hay kamu, ya kamu! Aku bahkan tak berani menanyakan kabarmu, Yang kutau kau terlihat bahagia dengan kekasih barumu, Kekasihmu yang selalu memajang fotomu di social media, Menceritakan apa-apa yang berkaitan dengan mu. Aku hanya bisa tersenyum, Lalu bergumam dalam hati, Ku rasa dulu aku tak se lebay itu, Hari ini aku hanya ingin memberitakan kepadamu, Bahwa aku telah MENOLAK RINDU, pada apa-apa yang dulu telah ku jalani bersama mu. Sssstt.. bukankah tak ada yang tahu? Jadi aku tak terlalu malu, ketika kita sudah tak bersatu.

Matiku-Matimu Jua, Kawan!

By: Ra Deru langkah kian pasti, Menjemput hidayah brani mati, Kapan ku akan datang kembali, Pada rumah tuan ku Ya Rabbi.             Caci-maki terus terdengar,             Semakin jelas, semakin menjalar,             Meski rapuh, terus ku lawan,             Demi menjemput kedamaian. Siapa aku? Yang so tau mengingatkanmu, Satu hal yang aku tahu, Mati tak pernah mengenal siapa kamu.             Dia datang tanpa permisi,             Mencabut nyawa meski telah terpatri,             Tuhan tahun kapan harus pergi, Mati dalam tenang atau merugi.

Sisi Gelapku

Oleh : Ra Aku, seperti senja menanti malam, seperti bunga menanti kumbang. perjuanganku sungguh berat sayangku, aku menantimu dalam duka, yang terpaksa kubalut tawa, aku menantimu dalam kerapuahan, yang dibalut kepura-puraan. Tahukah kau sayang? aku menantimu sampai sebegininya, sadarkah kau? sadarkah kau bahwa penantianku setulus penantian ibu yang menunggu anaknya pulang. Hingga suatu hari, alam menamparku dan mengingatkanku tentang sesuatu, bahwa kau telah pergi, pergi yang benar-benar pergi, bukan seperti matahari yang hilang ditelan gelapnya malam, lalu dapat kembali hanya dalam beberapa jam, kau pergi seperti angin yang membawa debu-debu, seperti air yang membawa atom-atomnya, seperti bunga yang telah kering dan tak dapat kembali ke tangkai semulanya. Untukmu sayangku, aku selalu menanti hari itu, hari dimana aku menyadari dan alam yang akan langsung menunjukkan segalanya, bahwa penantian ini takkan berakhir sia-sia, sampai jumpa d

Samar-Samar Rindu

Oleh : Ra Malam kian larut, Bulan semakin tinggi, Asam lambung mulai menguat dalam perutku, Yaaah, tiba-tiba saja.             Teringat masa lalu itu,             Masa lalu yang terlalu singkat bagiku,             Mengukir sejarah, tanpa arah,             Berakhir diujung tombak penjarah. Masaku dulu, penuh dengan kesibukan, Kesibukan? Kini menghasilkan penyesalan, Kita tak banyak membuat cerita bersama, Karena aku sibuk membuat cerita drama.             Kawan, sedang apa kalian?             Rindukah kalian padaku?             Yang bahkan tak pernah mengganggu bayangmu,             Yang dulu selalu sibuk mengabaikanmu. Kawan, kapan kita bertemu? Sekilas ku lihat samar-samar rindu di dinding kamarku, Akankah kita punya waktu? Menghabiskan hari, demi mengulang masa-masa yang telah berlalu itu.                                                                                     -Bdg, disela-sela kerindua